Membangun Kepercayaan






§Trust is like the air we breathe. When it’s present, nobody really notices. But when it’s absent, everybody notices.
Warren Buffet

Tema yang sedikit sulit untuk diutarakan. Perkenalkan nama saya Agung Wicaksono Muda, usia 20 Tahun (beberapa waktu yang lalu). Beberapa hal yang handal dalam saya perankan pada saat itu adalah

  1. Meletakan komitment hanya pada hal yang saya sukai atau yang menurut saya akan berhasil dengan mudah (tidak repot) dan bukan berdasarkan janji ataupun kepentingan yang saya buat sebelumnya, karena pada saat itu saya berfikir selalu ada cara untuk menghindari kepentingan-kepentingan sebelumnya.
  2. Keputusan ataupun rencana yang saya buat berdasarkan like or no dislikenya saya terhadap masalah yang saya hadapi, bukan mengacu pada ideal ataupun fakta yang berlaku, karena menurut saya pada saat itu segala sesuatunya bisa dikondisikan bergantung pada kesepakatan ataupun program rencana yang akan dijalankan, toh kalau sudah sepakat beban di tanggung bersama yang terpenting menonjol (perform) pada saat keputusan dibuat.
  3. Dalam berbicara terkadang saya terlalu banyak pemanisnya ketimbang object dari pembicaraan tersebut, dan jika menghadapi hambatan  sesekali saya meminta bantuan orang lain namun tidak saya tindaklanjuti, ragu-ragu dan tidak tampil seadanya.
  4. Jangan memberikan kesempatan lawan untuk membuktikan dirinya mampu adalah langkah awal dalam memenangkan pertandingan, meskipun saya sendiri tidak tahu itu lawan atau kawan, yang jelas ketika semua itu berakhir orang tersebut akan menjadi lawan.
  5. Membandingkan segala sesuatunya berdasarkan sudut pandang pribadi, “Menurut saya, saya lebih tahu akan hal itu”. Meragukan orang lain tentunya jadi faktor utama karena saya hanya melihat orang lain dalam bentuk negative yang terdapat dalam diri saya pribadi.

Celakanya saat ini saya bekerja sebagai HRD, dan lebih celakanya lagi saya punya bercita-cita untuk mendirikan jasa konsultasi, dan kecelakaan yang fatal dan yang paling utama dari malapetaka yang terjadi adalah “Saat ini anda sedang membaca artikel saya”. Saya harap anda tidak melaporkan artikel ini sebagai spam yang mengandung virus.

Contoh di atas adalah sebagian kecil dari trust breakers, bagaimana dengan anda dan lingkungan anda? Apakah anda menjumpai hal yang sama dengan kolega anda? Bagaimana anda menanganinya?
Berikut sedikit tips dari saya dalam membangun kepercayaan orang lain terhadap diri saya pribadi.

Komunikasi Terbuka
Komunikasi terbuka mungkin langkah awal dalam membangun kepercayaan dimana komunikasi berlangsung secara 2 arah dan terpola dengan baik, hal tersebut ditujukan untuk berbagi pemikiran, perasaan, ataupun ide. Fokus pada hal yang positifpun tak lupu dari syarat agar komunikasi terbuka berjalan dengan baik karena akan membuka komunikan lain untuk menerima informasi yang akan anda berikan, caranya melalui untuk tidak berasumsi diawal komunikasi, tidak sedikit sebagian orang berasumsi melalui tema pada saat komunikasi baru dilakukan dan tentunya masih terlalu dini bagi anda untuk berasumsi dan mengambil keputusan, galilah informasi yang mendalam guna membuktikan asumsi anda dan buatlah kesimpulan dari komunikasi tersebut” berasumsi itu seperti tawar menawar barang, jika anda baru melihatnya sekilas dan sudah menentukan harga umumnya tanpa melihat detail dari barang tersebut, kesepakatanpun akan alot dan butuh perjuangan untuk mendapatkanya, namun jika anda telah mengumpulkan data barang yang hendak anda beli, menyimpulkannya, kemudian menjelaskan hasil kesimpulan tersebut dengan menawarnya, maka kesepakatanpun akan terjalin dan komunikasi terbukapun terjalin karena berada di jalur yang sama. Maka gunakanlah empati dalam menanggapi komunikasi.

Konsisten
Konsisten dalam hal menunjukan prilaku yang sesuai dengan nilai-nilai organisasi dan terhadap pola komunikasi, dalam hal ini pola yang saya maksud dalam komunikasi adalah “Interaction Process” yaitu, membuka komunikasi, mengklarifikasi apa yang sedang dikomunikasikan, mengembangkanya kemudian memberikan kesimpulan pembicaraan, dan terakhir menutup. Sementara nilai-nilai organisasi yang saya maksudkan lebih kepada behavior (Perilaku) artinya menjalankan apa yang dikatakan atau di sepakati, dalam hal inilah trust itu dibentuk, dimana ketika konsisten tersebut muncul dan bisa menjadi bukti bahwa anda berhak untuk dipercayai karena memiliki komitment yang kuat terhadap konsistensi yang dibentuk.

Memperlakukan setiap orang dengan hormat dan adil
Hargai keunikan orang lain adalah langkah awal dalam menetralisir fikiran anda terhadap subjectifitas dari asumsi negative yang muncul, dengan berperilaku seperti itu anda telah menjaga harga diri orang lain serta memberikan penghargaan, selain itu dalam membangun kepercayaan bertindaklah secara total dan tidak bias, dalam sikap hal tersebut menandakan bahwa anda telah yakin pada diri anda pribadi karena pada intinya kepercayaan harus dibentuk dari diri sendiri, sehingga orang lain percaya selanjutnya kita juga perlu mempercayai orang lain sehingga terjalin rasa saling percaya. 

Menunjukan kepercayaan terhadap orang lain.
Berikan dukungan tanpa mengambil alih tanggung jawab, dorong orang lain, berikan kesempatan pada anggota atupun kelompok untuk berkembang, biarkan anggota kelompok memimpin sebagai landasan saling mempercayai dan memberikan dukungan kepada anggota kelompok dalam hal yang bersifat positif, dalam hal ini anda sedang menyirami bunga kepercayaan kepada orang lain dengan terlebih dahulu mengatakan dengan sikap bahwa anda mempercayai mereka yang sedang tumbuh, dimana dengan memberikan kepercayaan tersebut akan menghilangkan silo (penghambat) dari diri orang lain atas alasan meragukan anda.

Selamat Mencoba.

Postingan populer dari blog ini

Wawancara berbasis kompetensi

Mengapa Perubahan Organisasi : Merubah Perspektif

Staff Development