Membangun Kepercayaan
§Trust is like the air we breathe.
When it’s present, nobody really notices. But when it’s absent, everybody
notices.
Tema yang sedikit sulit untuk
diutarakan. Perkenalkan nama saya Agung Wicaksono Muda, usia 20 Tahun (beberapa
waktu yang lalu). Beberapa hal yang handal dalam saya perankan pada saat itu
adalah
Warren
Buffet
- Meletakan komitment hanya pada hal yang saya sukai atau yang menurut saya akan berhasil dengan mudah (tidak repot) dan bukan berdasarkan janji ataupun kepentingan yang saya buat sebelumnya, karena pada saat itu saya berfikir selalu ada cara untuk menghindari kepentingan-kepentingan sebelumnya.
- Keputusan ataupun rencana yang saya buat berdasarkan like or no dislikenya saya terhadap masalah yang saya hadapi, bukan mengacu pada ideal ataupun fakta yang berlaku, karena menurut saya pada saat itu segala sesuatunya bisa dikondisikan bergantung pada kesepakatan ataupun program rencana yang akan dijalankan, toh kalau sudah sepakat beban di tanggung bersama yang terpenting menonjol (perform) pada saat keputusan dibuat.
- Dalam berbicara terkadang saya terlalu banyak pemanisnya ketimbang object dari pembicaraan tersebut, dan jika menghadapi hambatan sesekali saya meminta bantuan orang lain namun tidak saya tindaklanjuti, ragu-ragu dan tidak tampil seadanya.
- Jangan memberikan kesempatan lawan untuk membuktikan dirinya mampu adalah langkah awal dalam memenangkan pertandingan, meskipun saya sendiri tidak tahu itu lawan atau kawan, yang jelas ketika semua itu berakhir orang tersebut akan menjadi lawan.
- Membandingkan segala sesuatunya berdasarkan sudut pandang pribadi, “Menurut saya, saya lebih tahu akan hal itu”. Meragukan orang lain tentunya jadi faktor utama karena saya hanya melihat orang lain dalam bentuk negative yang terdapat dalam diri saya pribadi.
Celakanya saat ini saya bekerja
sebagai HRD, dan lebih celakanya lagi saya punya bercita-cita untuk mendirikan
jasa konsultasi, dan kecelakaan yang fatal dan yang paling utama dari
malapetaka yang terjadi adalah “Saat ini anda sedang membaca artikel saya”.
Saya harap anda tidak melaporkan artikel ini sebagai spam yang mengandung
virus.
Contoh di atas adalah sebagian
kecil dari trust breakers, bagaimana dengan anda dan lingkungan anda? Apakah
anda menjumpai hal yang sama dengan kolega anda? Bagaimana anda menanganinya?
Berikut sedikit tips dari saya dalam
membangun kepercayaan orang lain terhadap diri saya pribadi.
Komunikasi
Terbuka
Komunikasi terbuka mungkin langkah awal dalam membangun
kepercayaan dimana komunikasi berlangsung secara 2 arah dan terpola dengan
baik, hal tersebut ditujukan untuk berbagi pemikiran, perasaan, ataupun ide.
Fokus pada hal yang positifpun tak lupu dari syarat agar komunikasi terbuka
berjalan dengan baik karena akan membuka komunikan lain untuk menerima
informasi yang akan anda berikan, caranya melalui untuk tidak berasumsi diawal
komunikasi, tidak sedikit sebagian orang berasumsi melalui tema pada saat
komunikasi baru dilakukan dan tentunya masih terlalu dini bagi anda untuk
berasumsi dan mengambil keputusan, galilah informasi yang mendalam guna
membuktikan asumsi anda dan buatlah kesimpulan dari komunikasi tersebut” berasumsi
itu seperti tawar menawar barang, jika anda baru melihatnya sekilas dan sudah
menentukan harga umumnya tanpa melihat detail dari barang tersebut,
kesepakatanpun akan alot dan butuh perjuangan untuk mendapatkanya, namun jika
anda telah mengumpulkan data barang yang hendak anda beli, menyimpulkannya,
kemudian menjelaskan hasil kesimpulan tersebut dengan menawarnya, maka
kesepakatanpun akan terjalin dan komunikasi terbukapun terjalin karena berada
di jalur yang sama. Maka gunakanlah empati dalam menanggapi komunikasi.
Konsisten
Konsisten dalam hal menunjukan prilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai organisasi dan terhadap pola komunikasi, dalam hal ini pola yang
saya maksud dalam komunikasi adalah “Interaction Process” yaitu, membuka
komunikasi, mengklarifikasi apa yang sedang dikomunikasikan, mengembangkanya
kemudian memberikan kesimpulan pembicaraan, dan terakhir menutup. Sementara nilai-nilai
organisasi yang saya maksudkan lebih kepada behavior (Perilaku) artinya menjalankan
apa yang dikatakan atau di sepakati, dalam hal inilah trust itu dibentuk,
dimana ketika konsisten tersebut muncul dan bisa menjadi bukti bahwa anda
berhak untuk dipercayai karena memiliki komitment yang kuat terhadap
konsistensi yang dibentuk.
Memperlakukan
setiap orang dengan hormat dan adil
Hargai keunikan orang lain adalah langkah awal dalam
menetralisir fikiran anda terhadap subjectifitas dari asumsi negative yang
muncul, dengan berperilaku seperti itu anda telah menjaga harga diri orang lain
serta memberikan penghargaan, selain itu dalam membangun kepercayaan bertindaklah
secara total dan tidak bias, dalam sikap hal tersebut menandakan bahwa anda
telah yakin pada diri anda pribadi karena pada intinya kepercayaan harus
dibentuk dari diri sendiri, sehingga orang lain percaya selanjutnya kita juga
perlu mempercayai orang lain sehingga terjalin rasa saling percaya.
Menunjukan kepercayaan
terhadap orang lain.
Berikan dukungan tanpa mengambil alih tanggung jawab, dorong
orang lain, berikan kesempatan pada anggota atupun kelompok untuk berkembang,
biarkan anggota kelompok memimpin sebagai landasan saling mempercayai dan
memberikan dukungan kepada anggota kelompok dalam hal yang bersifat positif,
dalam hal ini anda sedang menyirami bunga kepercayaan kepada orang lain dengan
terlebih dahulu mengatakan dengan sikap bahwa anda mempercayai mereka yang
sedang tumbuh, dimana dengan memberikan kepercayaan tersebut akan menghilangkan
silo (penghambat) dari diri orang lain atas alasan meragukan anda.
Selamat Mencoba.